Senin, 13 Mei 2013

Cuma Aturan Manusia

"Katakanlah kepada laki laki yang beriman, hendaklah ia menjaga pandangannya..."


(Oleh : Mitsu Iqra’)

            Melihat judulnya aja, kawan-kawan mungkin sudah bisa menafsirkan sendiri maksud dari kata ‘Aturan Manusia’. Ya, aturan manusia yaitu aturan yang dibuat oleh manusia. Terus?. Yang namanya manusia pasti bisa salah, begitu juga dengan aturan yang dibuatnya, pasti juga bisa salah!. Lalu bagaimana kita menakar aturan itu salah atau benar?. Kalau saya sih gampang aja. Kalau aturan itu bertentangan dengan syari’at, maka aturan itu pasti salah!. Tapi kalau aturan itu sesuai dengan syari’at Allah, maka pasti benar!.
            Seperti tulisan-tulisan saya sebelumnya yang terinspirasi dari pengalaman dan kejadian-kejadian yang langsung bersentuhan dengan saya, begitu juga dengan tulisan ini. Saya akan menceritakan ini secara umum aja, tanpa menyebut nama seseorang. Biar gak panjang urusannya.
            Bulan Mei 2013,  di daerah saya, Kabupaten Indragiri Hulu lagi musim-musimnya MTQ (Musabaqoh Tilawatil Qur’an). Nah, yang jadi perhatian saya bukan perlombaannya, tapi pada acara pembukaannya. Lho kok?. Iya, pas acara pembukaan MTQ, ada sesi penaikan bendera. Nah, yang menjadi petugasnya adalah laki-laki muslim dan wanita muslimah yang mengenakan kerudung. Lantas apa yang salah?.
Pagi itu tanpa sengaja saya melihat foto Pasukan Pengibar Bendera tersebut. Apa yang saya liat?. Yang saya liat adalah wanita yang mengenakan pakaian serba putih dengan kerudung berpeci yang dimasukan kedalam baju, dan memakai celana panjang. Baju dimasukan kedalam celana panjang yang dipakainya. Terbayang gak?. Apa pendapat kawan-kawan tentang muslimah yang memakai pakaian tersebut diatas?. Oh iya, waktu saya melihat foto itu, ada 2 orang teman saya, satu Laki-laki dan satu wanita. Lantas apa kata mereka saat saya mengkritik pakaian personil wanita Paskibra itu?. Kedua teman saya itu menjawa : “Yang emang gitu aturannya.” (maksudnya aturan seragam untuk Paskibra Putri yang mengenakan kerudung).
Oh iya, saya lupa. Waktu Paskibra itu masah dalam masa-masa latihan. Saya sempat mengkritik bercampurnya 2 insan yang berlainan jenis kepada salah satu personil Paskriba yang berjenis kelamin laki-laki. Personil tersebut pun bilang ; “Emang iya sih. Pas haluan kiri aja saya berulang kali bersenggolan dengan personil Paskibra yang wanita”. Nah lho?!.
Nah yang menjadi pertanyaan sekarang adalah:
1.      Apakah aturan Paskibra itu personilnya  memang harus terdiri dari laki-laki dan wanita?.
2.      Apakah seragam Paskibra  untuk wanita muslimah berkerudung itu harus Memasukan kerudung kedalam baju, memakai celana panjang dan baju dimasukan kedalam celana panjang?.
Astagfirullah hal ‘azim!. Kalo memang seperti itu aturannya menurut saya sih itu gak patut!. Dan aturan itu (cara berpakaian personil Paskibra yang mengenakan kerudung) harus dilanggar karena bertentangan dengan aturan syari’at Islam mengenai ketentuan berpakaian seorang muslimah!. Sekali lagi saya bilang, langgar saja aturan itu, wong cuma aturan manusia kok!. Apa lagi jelas-jelas bertentangan dengan aturan Allah. Ups, maaf sebelumnya. Saya ngomong begitu juga punya alasan alias bukan asal ngomong!. Ok, ini alasan saya :
Ciek. Menurut aturan Allah, kerudung harus menutupi dada, bukan dimasukan kedalam baju.
“Katakanlah kepada wanita yang beriman:”Hendaklah mereka menahan pandangannya dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) Nampak daripadanya, dan hendaklah mereka menutupkan kain kedadanya…
(QS. An-Nuur : 31)

Duo. Menurut aturan Allah, pakaian wanita tidak boleh menyerupai laki laki. Wanita lazimnya memakai rok (gamis/jilbab), bukan celana. Walaupun celana panjang. Kecuali celana itu berbeda dari celana yang biasa dipakai oleh laki-laki. Tapi tetap aja, celana panjang tu identik dengan laki-laki.

 Ibn Anas r.a berkata ; 

"Rasululloh SAW melaknat mereka yang menyerupai wanita daripada kalangan lelaki dan mereka yang menyerupai lelaki daripada kalangan wanita"

( HR Bukhori )

   Maksud Menyerupai dalam konteks hadist di atas termasuklah dari aspek gaya rambut, perhiasan, penampilan, cara bercakap, cara berpakaian dan sebagainya.


Tigo. Menurut aturan Allah, pakaian wanita tidak boleh membentuk tubuh. Sedangkan seragam Paskibra yang dipakai jelas membentuk lekuk tubuh.
Dalil yang menunjukkan masalah ini adalah hadits riwayat Usamah, bahwasanya ia ditanyai oleh Nabi saw tentang kain tipis. Usamah menjawab, bahwasanya ia telah mengenakannya terhadap isterinya, maka Rasulullah saw. bersabda kepadanya:

Suruhlah isterimu melilitkan di bagian dalam kain tipis, karena sesungguhnya aku khawatir kalau-kalau nampak lekuk tubuhnya.”

Ampek.      Personil Paskibra terdiri dari dua insan yang berlainan jenis. Dalam Islam biasa disebut Ikhtilat. Ikhtilat adalah : Bercampur baurnya wanita dengan laki laki pada tempat dan waktu yang sama sehingga satu sama lain dapat saling berpandangan, bertegur sapa bahkan bersentuhan baik disengaja ataupun tidak.

Menilik pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ikhtilat bisa menyebabkan terjadinya komunikasi, pandang-pandangan antara dua insane yang belum halal!.


Katakanlah kepada laki-laki yang beriman; "Hendaklah mereka menahan pandangannya,...
(Q.S An-Nur : 30)

Dan hal ini bisa menjadi pintu zinah.

"Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan keji dan suatu jalan yang jelek"
(QS. Al Isra :32)

Nah, sudah jelaskan kenapa saya bilang aturan yang bertentangan dengan aturan Allah itu harus dilanggar?. Walaupun yang merancang aturan itu DPR dan yang mengesahkannya Presiden, kalo bertentangan dengan aturan yang dibuat oleh Allah ya tetap aja harus dilanggar!. Wajib malah!. Lha wong Cuma aturan manusia!.
Oce deh, itu sih pendapat saya. Kawan-kawan boleh setuju boleh tidak. Tapi kalo nggak setuju harus dengan argument dan dalil yang jelas juga ya, nggak ngawur!. Sampai jumpa di tulisan berikutnya…

Wallahu’alam Bishawab

Senin, 22 Oktober 2012

Sedekah Nggak Mesti Ikhlas



(Oleh : Mitsu Iqra’)

Ngomong - ngomong tentang sedekah biasanya yang terfikir dalam benak kita uang atau materi lainnya. Padahal sedekah nggak harus dengan uang. Sedekah bias juga dalam bentuk bantuan jasa dalam bentuk pertolongan kepada orang yang membutuhkan.

“Barangsiapa yang menginfaqkan kelebihan hartanya di jalan Allah SWT maka Allah akan melipatgandakan dengan tujuh ratus (kali lipat). Dan barangsiapa yang berinfaq untuk dirinya dan keluarganya, atau menjenguk orang sakit, atau menyingkirkan duri, maka mendapatkan kebaikan dan kebaikan dengan sepuluh kali  lipatnya. Puasa itu tameng selama ia tidak merusaknya. Dan barangsiapa yang Allah uji dengan satu ujian pada fisiknya, maka itu akan menjadi penggugur (dosa-dosanya).” 
(HR. Ahmad)
            Satu lagi persepsi yang harus diluruskan tentang sedekah.  Banyak orang mengganggap bersedekah itu harus Ikhlas, padahal bersedekah itu nggak mesti ikhlas. Mengapa demikian?. Berikut pendapat saya mengenai mengapa sedekah nggak mesti Ikhlas :

1. Ikhlas itu urusan hati, sedangkan perasaan hati itu nggak bias dibuat - buat. Yang pasti, sedekah itu perintah Allah yang berarti wajib dilaksanakan.
“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” 

(QS. Al Baqarah [2]:267)

2. Jika menunggu ikhlas dulu baru bersedekah, kapan kita akan memperbanyak sedekah kita?. Jika berfikiran seperti ini maka yang muncul jadinya adalah prinsip biar sedekah sedikit yang penting ikhlas. Nah jika sudah berprinsip seperti ini maka sedekah kita akan selalu sedikit.

3. Nggak ikhlas pun, sedekah kita tetap bermanfaat untuk orang lain. Misalnya seperti ini :
Ada orang yang membutuhkan sedekah dalam bentuk uang. Anda merasa akan ikhlas jika bersedekah Rp 5000 dan tidak ikhlas jika bersedekah 50.000. Dengan uang Rp 50.000 yang anda sedekahkan dengan tidak ikhlas itu orang yang anda beri sedekah minimal bisa membeli sekardus mie instan. Sedangkan dengan uang Rp 5000 yang anda sedekahkan dengan ikhlas orang yang anda beri sedekah hanya bisa membeli sebungkus mie instan. Sekarang saya mau tanya, bagi orang yang menerima sedekah, lebih berdampak besar mana sedekah anda yang ikhlas (Rp 5000) atau sedekah anda yang tidak ikhlas (Rp 50.000)?. Jawabnnya pasti lebih berdampak sedekah yang tidak ikhlas.
Contoh lain sedekah dalam bentuk jasa, ada orang yang membutuhkan bantuan anda untuk menganggkat barang. Nah walaupun anda tidak ikhlas menolong orang tersebut, sedekah jasa yang anda berikan itu tetap bermanfaat bagi orang yang meminta pertolongan anda.
4. Ikhlas itu bukan syarat untuk bersedekah, tetapi ikhlas itu syarat untuk diterimanya sedekah oleh Allah. Maksudnya jika ingin sedekah yang kita berikan tidak hanya bermanfaat untuk orang yang kita beri sedekah tetapi juga bermanfaat untuk kita sebagai orang yang bersedekah (mendapat pahala) ya kita harus ikhlas.
            Nah, sudah jelaskan sekarang mengapa sedekah itu nggak mesti ikhlas?. Jadi mulai sekarang ikhlas nggak ikhlas yuk bersedekah….

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” 
(QS. Al Baqarah [2]:261)

Wallahualam Bishawab

Jumat, 28 September 2012

Minggu, 03 Juni 2012

Pesan Sebelum Kukerta



( Oleh : Mitsu IQRA' )


            Kuliyah Kerja Nyata, sebelumnya disingkat dengan KKN tapi, karena dianggap berkonotasi buruk karena sama dengan singkatan Korupsi Kolusi dan Nepotisme maka singakatan Kuliyah Kerja Nyata diubah menjadi Kukerta.

            Kukerta biasanya diwajibkan untuk Mahasiswa yang memasuki semester 7 dan biasanya berlangsung selama dua bulan.Nah selama masa dua bulan itu, mahasiswa dituntun untuk dapat mengembangkan ilmunya disebuah tempat yang sudah ditentukan ole pihak Universitas.

            Banyak kendala yang dihadapi pada saat Kukerta, baik yang berasal dari masyarakat mau dari dalam kelompok sendiri.Perbedaan pola berfikir dan dan adat kebiasaan menjadi faktor utama penyebab kendala.

Nah, untuk para aktivis Tarbiyah masa – masa Kukerta adalah masa – masa yang rentan terhadap keimanan mereka. Biasanya pada masa – masa ini banyak ikhwan dan akhwat yang future dikarenakan lingkungan dan teman yang kurang mendukung bagi keterjagaan iman. Sehingga banyak kejadian yang bisa bikin geleng – geleng kepala karena tidak percaya atas apa yang terjadi dengan ikhwan dan akhwat yang melakukan Kukerta.

Kejadian – kejadian itu diantaranya :

1. Pacaran

            Tidak sedikit ikhwan dan akhwat yang terjebak pada pacaran saat Kukerta. Interaksi yang intens dan perhatian berlebihan yang diberikan saat berinteraksi menjadi faktor utama penyebab terjadinya pacaran ini.Biasanya ini terjadi dalam satu kelompok.

وَلا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلا


Wa Lā Taqrabū Az-Ziná 'Innahu Kāna Fāĥishatan Wa Sā'a Sabīlāan
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. 
(QS. 17:32)

* Solusi : Jangan terlalu berlebihan memberikan perhatian kepada lawan jenis, sehingga dapat menimbulkan virus – virus merah jambu. Komunikasi juga seperlunya saja. Hindari membahas hal – hal pribadi kepada lawan jenis (curhat)


2. Ikhtilat

            Yang ini juga banyak terjadi.Biasanya saat melaksanakan kegiatan, saat foto - foto, atau sedang kumpul - kumpul dengan teman satu kelompok atau pemuda setempat.

* Solusi : Tetap jaga hijab jika sedang berkumpul. Hindari berada pada posisi disamping laki – laki

3. Khalwat

            Bisa terjadi dengan temean satu kelompok (lawan jenis) atau dengan pemuda setempat.Yang ini bukan karena mereka pacaran.Tapi karena kebetulan atau disengaja mereka berdua di dalam satu ruangan atau tempat (biasanya posko Kukerta).Sering terjadi karena alasan dalam bertugas.

"Janganlah salah seorang diantara kamu berkhalwat (berdua-duaan) dengan seorang wanita karena syaitan adalah yang ketiga. Barangsiapa yang kebaikannya membuatkan gembira dan keburukannya membuatnya sedih, maka dia adalah mukmin,”
(Shahih, HR at-Tirmidzi [2165], Ibnu Majah [2363] dan Ibnu Hibban [4576]).

* Solusi : Sebaiknya pergi/keluar dari ruangan/tempat yang menimpulkan potensi berkhalwat. Mintalah teman sejenis dalam melakukan tugas.Ingat, anda adalah orang yang sudah faham akan larangan dan bahaya khalwat.

3. Boncengan Motor

            Wah, yang satu ini sering saya temui saat saya Kukerta. Biasanya karna tempat bertugas jauh, eh dianter sama lawan jenis. Atau lagi pulang sendirian, eh ada lawan jenis yang nawarin tumpangan. Atau karena stress dan jenuh di posko, eh jalan – jalan boncengan sama lawan jenis.

* Solusi :Tolak dengan tegas jika yang membonceng lawan jenis. Jelaskan dengan baik tentang prinsip anda.Insya Allah teman - teman bisa mengerti dan menghormati anda.

4. Bersentuhan Kulit Dengan Non Mahram

       Biasanya ini terjadi saat bersalaman. Karena takut menyinggung atau segan dengan sadar atau tanpa sadar, dengan sengaja atau tanpa sengaja sentuhan kulit itupun terjadi.


Dari Ma`qil bin Yasar dari Nabi saw., beliau bersabda :


Sesungguhnya ditusuknya kepala salah seorang diantara kamu dengan jarum besi itu lebih baik daripada ia menyentuh wanita yang tidak halal baginya.`

(HR. Thabrani dan Baihaqi)
           
Oh iya, saya mau berbagi saran dengan anda. Boleh diambil boleh nggak. Adapun saran saya :



A. SaatTidur

Dari Muawiyyah bin Haidah Radhiyallahu Anhu,

“Saya pernah bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, manakah di antara aurat-aurat kami yang boleh kami perlihatkan dan manakah yang tidak?’Beliau menjawab, ‘Peliharalah auratmu kecuali kepada istri atau budak laki-lakimu.’ Saya bertanya lagi, ‘Wahai Rasulullah, bagiamana jika ada sekumpulan orang, apakah mereka boleh saling melihat aurat mereka satu sama lain?’ Beliau menjawab, ‘Jika Engkau bisa, ushakan jangan sampai ada seorang pun yang melihat auratmu!”Saya lalu bertanya lagi, “Kalau salah seorang dari kami dalam keadaan sendirian?”Beliau menjawab, ‘Dia lebih layak malu kepada Allah daripada kepada sesama manusia.”

1. Pastikan kamar tertutup dari lobang sekecil apapun

Tujuan : Siapa tau ada yang suka ngintip. Jangan remehin masalah ini lho.

2. Pastikan pintu kamar terkunci dengan benar

Tujuan : Siapa tau ada teman satu kelompok (cowok)  yang kurang etikanya sehingga sembarangan masuk kekamar cewek. Nah kalo kita lagi tidurkan ngak sadar tu. Kan bisa gawat kalo kita lagi pules gitu eh cowok masuk. Terlebih kalo kita pas tidur sendirian. Astagfirllah.

3. Tetap berpakaian lengkap/menutupi aurat (mengenakan kerudung,  jilbab dll)

Tujuan : Siapa tau adateman yang usil yang suka mengabadikan kejadian dan posisi saat tidur dengan foto dan video.Terlebih jika dalam satu kamar ada teman yang berlainan agama, nah ini wajib hukumnya.

dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. 
(An Nûr : 31)

Menutupi aurat dengan sempurna saat tidur sangat dianjurkan bagi wanita yang ingin menjaga harga dirinya. Walaupun teman satu kamar muslim semua, tapi apakah kita bisa menjamin teman – teman satu kamar anda bisa menjaga rahasia (aurat) anda. Tidak ada jaminan teman sekamar anda tidak menceritakan tentang bentuk dan warna aurat anda pada orang lain. Kecuali kalo dalam satu kamar akhwat semua.



B. Saat Mandi


1. Pastikan pintu kamar mandi tertutup rapat dan terkunci dengan benar
2. Pastikan semua lobang tertutup, bahkan lobang sekecil apapun harus tertutup
3. Amati sekeliling, bagian sudut atas atau ditumpukan benda – benda tertentu pastikan tidak ada benda - benda mencurigakan seperti HP, kamera dan CCTV
4. Pakailah basahan seperti kain sarung (bagi wanita/akhwat) dan celana jojon (bagi cowok/ikhwan)
5. Matikan lampu di dalam kamar mandi dan hidupkan lampu di bagian luar (jika memungkinkan)
6. Setelah mandi pakailah handuk, dan pastikan tubuh benar – benar kering dari sisa air mandi agar ketika keluar dari kamar mandi kaos kaki dan pakaian ganti yang anda kenakan tidak lengket sehingga membentuk lekuk – lekuk tubuh.

C. Istiqomah Dalam Berpakaian

Wahai Asma sesungguhnya seorang wanita itu apabila telah baligh (haidl) tidak pantas baginya untuk menampakkan tubuhnya kecuali ini dan ini.” (beliau mengisyaratkan pada muka dan tangannya)
( HR. Abu Dawud dan Baihaqi )

1. Kerudung Lebar dan Tebal

…dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung kedadanya…
(An-Nur : 31)



            Hem, biasanya sih kalo akhwat sudah pasti pake kerudung yang lebar.Tapi ketebalannya kerudungnya yang harus diperhatikan.Karena kalo tipis bisa gak syar’i juga.Selain itu ada akhwat yang jika memakai jaket almamater memasukkan kerudung kedalam jaket. Jika jaket atau almamaternya polosih gak masalah. Nah yang jadi masalah jika jaket atau almamater yang dipakai ditempel logo atau nama pemilik yang biasanya bordiran logo dan nama tersebut ditempel dibagian (maaf) dada sehingga dengan sadar atau nggak sadar bordiran nama dan logo yang ditempel memancing mata orang lain untuk melihat ke (maaf) dada tempat bordiran nama dan logo itu menempel.

* Saran : Jangan masukkan kerudung kedalam jaket atau almamater yang engkau kenakan. Biarkan ia tetap di luar untuk menutupi tubuhmu sehingga ia menjadikan mu wanita yang mulia. (amin).


2. Jilbab Longgar dan Tebal

…Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka…
(Al – Ahzab : 59)

            Ada akhwat yang kurang memperhatikan jilbabnya.Sehingga dengan sadar atau tanpa sadar jibab atau pakaian yang dia pake memperlihatkan auratnya seperti :

a.     a.   Jilbab/Pakaian terbuat dari bahan yang “jatuh” sehingga jika dikenakan menampakkan lekuk – lekuk aurat.
b.     b.  Jilbab/Pakaian sempit (mungkin karena bertambah gemuk) sehingga jika dikenakan juga menampakkan lekuk – lekuk aurat.
c.      c.  Jilbab/Pakaian pendek (mungkin karena bertambah tinggi), sehingga tidak menutupi bagaian belakang (untuk baju) dan sudah berada setengah jengkal diatas mata kaki (untuk rok), sehingga jika kaos kaki tipis akan menampakkan warna kulit dan jika kaos kaki terlalu pendek akan menampakkan (maaf), betis.

* Saran : Kenakanlah Jilbab/Pakaian yang longgar dan panjang (lewat pergelangan tangan, pinggang dan di bawah mata kaki serta terbuat dari bahan yang tebal dan tidak “jatuh” sehingga ia dapat menutup aurat mu dengan sempurna

Suruhlah isterimu melilitkan di bagian dalam kain tipis, karena sesungguhnya aku khawatir kalau-kalau nampak lekuk tubuhnya.”
( HR Usamah )

3. Mandset (kaos pergelangan tangan)

            Ada akhwat yang karena menganggap lengan jilbab atau bajunya sudah panjang (melewati pergelangan sehingga menganggap tidak perlu lagi menggunakan Mandset (kaos pergelangan tangan) sehingga jika akhwat tersebut melakukan aktivitasnya dengan sengaja atau tanpa sengaja membuka auratnya.

4. Lapisan dibawah jilbab (Training atau Celanan Panjang)

            Ada akhwat yang entah karena buru – buru atau malas atau karena training/celana panjangnya kotor semua tidak menggunakan lapisan lagi dibalik jilbab. Akibatnya jika akhwat tersebut mengendarai motor tanpa sengaja tersingkap auratnya, atau saat melewati tanah becek, tanah yang tergenang air, lapangan yang ada rumput jarumnya (rumput yang menempel dipakaian jika tersenggol) dengan sengaja menaikan jilbab atau roknya sehingga tampaklah auratnya.

5. Kaos kaki

            Ada akhwat yang karena berfikiran, “Ah dirumah aja kok.”, atau karena berfikiran “Ah gak ada yang ngeliat kok.”, atau karena berfikiran “Ah Cuma bentar kok.”, dan fikiran – fikiran meremehkan yang lainnya sehingga akhwat tersebut tidak menutupi auratnya (kaki).

D. Bergaul

            Saat Kukerta, tentu kita harus pandai bergaul. Tapi ingat, prinsip syari’at dalam bergaul terutama dengan yang berlainan jenis harus tetap dipegang. Jangan sampai hanya karena takut dibilang sombong jadi mengabaikan syari’at. Nah, dalam bergaul ada empat komponen masyarakat yang harus kita perhatikan.

1. Kelompokanak - anak

            Kelompo kini adalah kelompok yang harus kita perhatikan pertama kali, karena jika kelompok ini sudah bisa kita dekati Insya Allah orang tua mereka juga akan dekat dengan kita. Jadi kata kuncinya adalah,”Dekati anak – anak, maka orang tuanya akan mendekat kekita.”
Nah, untuk bisa dekat dengan anak – anak saya punya tips dan saran :

1. Adakan suatu kegiatan untuk menarik  mereka datang ke posko. Cara yang paling muda adalah dengan mengadakan bimbingan belajar.
2. Bersikap ramah dengan melembutkan suara, memperbanyak senyuman dan memasang wajah ceria jikasedang berinteraksi dengan mereka.
4. Sesekali ajaklah bermain sesuatu, bernyanyi, atau mengajarkan suatu keterampilan yang belum mereka bisa seperti membuat mainan dari bahan bahan yang mudah didapat.
5. Sekali sekali berilah makanan atau pun jajan, sering juga boleh.

2. Pemuda

            Nah, kelompok yang satu ini harus hati - hati menghadapinya.Karena biasanya kelompok inilah yang banyak mendominasi dalam kegiatan - kegiatan di desa.Biasanya mereka berusaha mencari perhatian bahkan menargetkan anda menjadi pacar.
Nah, untuk menghadapi mereka saya punya tips dan saran :

1. Bersikap ramah tidak berlebihan. Jika bertemu di jalan sapa lah mereka dengan suara yang tegas dan memendekkan senyuman.
2. Biasanya mereka akan mengajak kita untuk jalan - jalan, atau sekedar membeli bakso di warung. Nah, jika ajakan ini bisa menimbulkan iktilat (bercampur baur antara laki-laki dan perempuan), khalwat (berdua duaan dengan non mahram), atau penyakit hati yang lainnya (anda lebih tau), maka tolak lah dengan cara yang ahsan.
3. Batasai komunikasi dengan mereka untuk hal-hal yang perlu saja. Untuk yang lainnya, persilahkan teman anda (yang amah) yang menghadapi mereka.Intinya, yang penting anda terselamatkan.

3. Kelompok Orang Tua

            Umumnya kelompok ini menempati posisi penting di desa. Baik di kepengurusan desa, lembaga adat maupun kepengurusan Masjid.Peranan mereka sangat didalam mendukung dan melindungi kenyamanan dan keamanan anda pada saat Kukerta.
 Nah, untuk mendekatkan diri dengan mereka saya punya tips dan saran :

1. Rajin – rajinlah bertanya dan meminta pendapat tentang suatu permasalahan kepada mereka, dengan begitu mereka akan meresa dihargai.
2. Bersikap ramah, sopan dan santun. Saat bertemu sapalah mereka dengan suara yang lembut dan senyum, jika sesama jenis (mahram) anda bisa menyalami dan mencium tangannya.
3. Rajin – rajin lah ke Masjid, bila perlu  mengajar ngaji sekalian.

            Alhamdulillah, akhirnya selesai juga apa yang ingin saya bagi dengan teman – teman semua. Mudah mudahan bermanfaat.

Wallahualam Bishawab









Minggu, 15 April 2012

Lutut


Wah,wah. Siapa lagi ni yang mau di sindir. Mmm,untuk kali ini aku mau ngomongin tentang lutut. Lutut yang sering dibuka kemana mana, bahkan di event-event nasional. Herannya yang punya lutut merasa nyaman aja, gak merasa malu apalagi bersalah. Wah…, wah entahlah. Mereka begitu karena nggak tau atau pura-pura nggak tau. Kalo yang nggak tau sih bisa dikasih tau, lha yang pura-pura ngggak tau ini yang biasanya susah dibilangin.

Oke, untuk yang nggak tau nih aku kasih tau. Lutut kamu itu aurat yang harus ditutupi.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bilang :



“Seorang lelaki tidak boleh melihat aurat laki-laki yang lain dan seorang wanita tidak boleh melihat aurat wanita lain.”
(HR. Muslim no. 338)

Dalam permasalahan ini (aurat laki-laki), Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

“Paha termasuk bagian dari aurat.”
(HR. Bukhari)
Jumhur fuqaha’ telah bersepakat bahwa aurat bagi kaum laki-laki adalah antara pusar sampai dengan lutut. Namun mereka berselisih apakah pusar dan lutut itu sendiri termasuk aurat ataukah tidak? Meski demikian mereka tidak berselisih bahwa paha adalah aurat.
Aurat sesama lelaki –baik dengan kerabat atau orang lain- adalah mulai dari pusar hingga lutut. Demikian menurut ulama Hanafiyah. Dalil dari hal ini adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam :

فَإِنَّ مَا تَحْتَ السُّرَّةِ إِلَى رُكْبَتِهِ مِنَ الْعَوْرَةِ
Karena di antara pusar sampai lutut adalah aurat.

Nah lho, uda taukan kalo lutut itu aurat?. Jadi mulai sekarang tutup tuh lutut, jangan diumbarin aja. Jangan remehkan hal ini, karena jika diremehin jelas Allah akan murka. Nah kalo Allah sudah murka, udah pasti deh hidup bakalan jauh dari berkah.
Wallahhualam Bishawab

Jumat, 16 Desember 2011

Jenggot



Aneh ya judulnya?. Mmm…, sebenernya sih ini ada hubungannya dengan aku. Ya, jenggot adalah rambut yang tumbuh di dagu kaum adam. Bagi kita umat Islam, jenggot merupakan sunah. Lha, lantas apa hubungannya dengan aku?.

Mungkin sudah takdirku kali ya, aku gak bisa punya jenggot. Padahal aku pengen banget punya jenggot. Jenggot yang panjangnya bisa sampai segenggaman tangan. Eits…, nati dulu. Aku pengen punya jenggot bukan untuk gagah gagahan, atau bukan pengen ikut-ikutan Ahmad Dani (personil grup band Dewa) atau niru – niru Pepy (personil Tawa Sutra). Aku pengen punya jenggot karena aku pengen seperti idolaku, Muhammad Salawllah hu ‘alaihi wasalam.

Rasulullah Berjenggot

Emang sih, aku gak pernah jumpa sama Rasullah, tapi aku tau kalo Rasulullah itu punya jenggot. Eits,ntar dulu. Bukannya aku sok tau, tapi aku tau dari Anas bin Malik. Anas bin Malik merupakan pembantu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau mengatakan :

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bukanlah laki-laki yang berperawakan terlalu tinggi dan tidak juga pendek. Kulitnya tidaklah putih sekali dan tidak juga coklat. Rambutnya tidak keriting dan tidak lurus. Allah mengutus beliau sebagai Rasul di saat beliau berumur 40 tahun, lalu tinggal di Makkah selama 10 tahun. Kemudian tinggal di Madinah selama 10 tahun pula, lalu wafat di penghujung tahun enam puluhan. Di kepala serta jenggotnya hanya terdapat 20 helai rambut yang sudah putih.
(Lihat Mukhtashor Syama’il Al Muhammadiyyah, Muhammad Nashirudin Al Albani, hal. 13, Al Maktabah Al Islamiyyah Aman-Yordan. Beliau katakan hadits ini shohih)


Sunnah Memelihara Jenggot

Ya, jengot merupakan sunah bagi kita umat islam. Kok sunah?. Ya, karena Rasullah sendiri yang menyuruh kaum Adam untuk memelihara jenggot, sebagaimana hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma :

انْهَكُوا الشَّوَارِبَ ، وَأَعْفُوا اللِّحَى
Cukur habislah kumis dan biarkanlah (peliharalah) jenggot.
(HR. Bukhari no. 5893)

أَحْفُوا الشَّوَارِبَ وَأَعْفُوا اللِّحَى
Potong pendeklah kumis dan biarkanlah (peliharalah) jenggot.”
(HR. Muslim no. 623)

Dan juga juga hadist yang diriwayatkan Abu Huroiroh radhiyallahu ‘anhu,

جُزُّوا الشَّوَارِبَ وَأَرْخُوا اللِّحَى خَالِفُوا الْمَجُوسَ

“Pendekkanlah kumis dan biarkanlah (perihalah) jenggot dan selisilah Majusi.
(HR. Muslim no. 626)

Dalam sebuah kisah, diceritakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga nggak suka melihat orang yang jenggotnya dalam keadaan tercukur. Hal ini terjadi ketika Kisra (penguasa Persia) mengutus dua orang untuk menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka menemui beliau dalam keadaan jenggot yang tercukur dan kumis yang lebat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak suka melihat keduanya. Beliau bertanya :

”Celaka kalian! Siapa yang memerintahkan kalian seperti ini?” Keduanya berkata, ”Tuan kami (yaitu Kisra) memerintahkan kami seperti ini.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Akan tetapi, Rabb-ku memerintahkanku untuk memelihara jenggotku dan menggunting kumisku.”
(HR. Thabrani, Hasan. Dinukil dari Minal Hadin Nabawi I’faul Liha)

Panjang Jenggot

Ulama beda pendapat dalam hal panjangnya jenggot :

Imam Malik memakruhkan jenggot yang dibiarkan panjang sekali. Sebagian ‘ulama yang lain berpendapat bahwa panjang jenggot yang boleh dipelihara adalah segenggaman tangan. Bila ada kelebihannya (lebih dari segenggaman tangan) mesti dipotong. Sebagian lagi memakruhkan memangkas jenggot, kecuali saat haji dan umrah saja (Imam An-Nawawi, Syarah Shahih Muslim, hadits no. 383)

Imam An-Nawawi menyatakan, bahwa yang lebih tepat adalah membiarkan jenggot tersebut tumbuh apa adanya, tidak dipangkas maupun dikurangi (Imam An-Nawawi, Syarah Shahih Muslim, juz 3, hal. 151)

Imam At-Tirmidzi meriwayatkan sebuah hadits dari ‘Amru bin Syu’aib, dari bapaknya dari kakeknya :

Bahwasanya Rasulullah Saw memangkas sebagian dari jenggotnya, hingga panjangnya sama Diriwayatkan juga, bahwa Abu Hurairah dan Ibnu ‘Umar memangkas jenggot jika panjangnya telah melebihi genggaman tangan.
(Imam Zarqâniy, Syarah Zarqâniy, juz 4, hal
. 426)

Nah, hadist di atas menunjukan bahwa jenggot nggak dibiarin panjang gitu aja, tapi boleh saja dipangkas, yang penting gak sampe habis.

Kesimpulan
1. Kumis
Dalam hal ini ulama berbeda pendapat, ada yang bilang kumis dicukur habis, sedangkan yang lain berpendapat bahwa kumis gak dicukur habis, tapi dipotong sampai tampak ujung bibir. Kalo menurut aku sih terserah aja mau pilih yang mana, dicukur abis silahkan, mau nggak juga silahkan. Soalnya masing masing punya dalil.

2. Jenggot
Kalo masalah ini sih menurut aku (berdasarkan dalil), memelihara jenggot tu hukumnya Sunnah, mencukur sebagian jenggot tu hukumnya Mubah, sedangkan mencukur habis tu hukumnya Makruh.

Yah itulah alasanku pengen punya jenggot, untuk meniru idolaku, Muhammad Salawllahhu ‘alaihi wasalam (menjalankan sunnah). Jujur, aku iri kalo ngeliat orang yang punya jenggot, habis pengee...n. Tapi mungkin Allah belum mempercayakan aku untuk punya jenggot. Aku sempet kepikiran untuk melakukan saran dari temanku untuk numbuhin jenggot pakai kemiri dibakar,kelapa dibakar atau minyak firdaus. Tapi kemudian aku berfikir, Allah lebih tau apa yang terbaik untukku. Lagian masih banyak sunnah lain yang bisa aku lakukan.

So, buat kalian yang dianugerahi jenggot. Syukurilah pemberian Allah itu dengan memeliharanya.OK!.

Wallahualam Bishawab

Template by:
Free Blog Templates